Pengemulsi, Pengental, dan Pemantap
MAKALAH AMAMI
PENGEMULSI, PENGENTAL, DAN PEMANTAP
OLEH
:
RIYA
HIMMATUL ADHIMAH (30214005)
WINDA
ERI HAPSARI(3021410)
ZAHROTIN
NISSA’ (30214004)
DIII
ANALIS FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN
INSTITUT
ILMU KESEHATAN
2016
/ 2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT.Berkat rahmat dan hidayahNya saya
dapat menyelesaikan makalah Analisa kosalkes ini dengan lancar.
Adapun makalah
Analisa kosalkes ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak dan sumber-sumber terpercaya,
sehingga. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa terdapat kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun
segi lainnya.Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran kepada pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki makalah Analisa kosalkes.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Analisa kosalkes ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi dan referensi terhadap pembaca.
Kediri, 16 April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Dalam
produksi pangan olahan sangat dibutuhkan berbagai bahan pendukung yang dapat
membuat produk yang dihasilkan bercita rasa lezat, berpenampilan menarik, tahan
lama, serta mudah dalam pengangkutan dan pendistribusian. Adapun bahan
pendukung itu lazim disebut Bahan Tambahan Pangan (BTP/Food Additive) atau Zat
Aditif.
Yang
dimaksud dari BTP sendiri berdasarkan FAO-WHO adalah bahan-bahan yang
ditambahkan secara sengaja ke dalam makanan dalam jumlah tertentu dan berfungsi
untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang masa
simpan.
Dalam
kehidupan sehari-hari, BTP sudah digunakan oleh masyarakat, termasuk dalam
pembuatan makanan jajanan. Dalam prakteknya, masih banyak produsen pangan yang
menggunakan bahan tambahan yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan yang
sebenarnya tidak boleh digunakan dalam makanan.Hal ini disebabkan karena
ketidaktahuan produsen pangan, baik mengenai sifat-sifat dan keamanan maupun
mengenai peraturan tentang BTP.Karena pengaruh terhadap kesehatan umumnya tidak
langsung dapat dirasakan atau dilihat, maka produsen seringkali tidak menyadari
penggunaan BTP yang tidak sesuai dengan peraturan.
Produsen
makanan dianggap melanggar peraturan jika menggunakan Bahan Tambahan Pangan
(BTP) yang dilarang penggunaannya dalam pangan dan menggunakan BTP melebihi
takaran maksimum yang diizinkan penggunannya dalam pangan.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
definisi pengemulsi, pengental dan pemantap ?
2. Apa
fungsi pengemulsi, pengental dan pemantap ?
3. Apa jenis-jenis emulsifier yang digunakan pada
makanan ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk
mengetahui definisi pengemulsi, pengental, dan pemantap
2. Untuk
mengetahui fungsi pengemulsi, pengental, dan pemantap
3. Untuk
mengetahui jenis-jenis emulsifier yang
digunakan pada makanan
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
DASAR TEORI
Bahan
Tambahan Pangan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan
merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan
untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pengawet,
penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental (menurut Undang-undang RI
nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan).
Penggunaan
BTP ini diatur oleh perundang-undangan, oleh karena itu perlu dipilih secara
benar jika akan digunakan dalam pangan. Bahan Tambahan Pangan yang dianggap
berbahaya bagi kesehatan manusia dilarang digunakan dalam pangan.
Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, Bahan Tambahan Pangan
adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan atau minuman dan
biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai
nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud
teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan,
pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan, untuk menghasilkan atau
diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan
tersebut.
Jenis
BTP ini dapat dibedakan berdasarkan :
Ø Asal
bahan terdiri dari :
·
Bahan alami yang diperoleh/diekstraksi
dari sumber alami seperti lechtin (dari jagung dan kedelai) digunakan untuk
emulsifier, anato dari biji ananto, (warna kuning, karotin) dari buah-buahan
dan sayuran, keuntungannnya lebih aman dan mudah didapat, tetapi memiliki
kepekatannya relatif kurang stabil karena mudah terpengaruh oleh panas dan kondisi
pH serta dibutuhkan bahan dalam jumlah banyak.
·
Bahan identik alami umumnya terbuat dari
bahan sintetis tetapi struktur kimianya identik dengan bahan alami.
·
Bahan sintetis merupakan hasil sintesa
secara kimia , contohnya sakarin dan siklamat yang digunakan sebagai pemanis
dengan keuntungan lebih stabil, lebih pekat, dan penggunaannya hanya dalam
jumlah sedikit, namun dikhawatirkan akan memberi efek samping bagi kesehatan.
Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang BTM yang diizinkan
digunakan pada makanan terdiri dari golongan :
1. Antioksidan
(Antioxidant)
2. Antikempal
(Anticaking Agent)
3. Pengatur
Keasaman (Acidity Regulator)
4. Pemanis
Buatan (Artificial Sweetener)
5. Pemutih
dan Pematang Tepung (Flour Treatment Agent)
6. Pengemulsi,
Pemantap, Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener)
7. Pengawet
(Preservative)
8. Pengeras
(Firming Agent)
9. Pewarna
(Colour)
10. Penyedap
Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour Enhancer)
11. Sekuestran
(Sequestrant)
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1.Definisi
pengemulsi, pengental , dan pemantap
Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang
Bahan tambahan makanan, Pengemulsi, pemantap, dan pengental adalah bahan
tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem
dispersi yang homogeny pada makanan.
A. Pengemulsi
Pengemulsi
ini berfungsi sebagai pencegah terpisahnya antara dua cairan yang berbeda
(seperti minyak dan air atau cuka dengan bumbu salada).Daya kerjanya terutama
dipengaruhi oleh bentuk molekulnya yang mampu terikat oleh dua jenis cairan
serta dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispensi yang homogen
pada makanan.
Bahan
yang berfungsi sebagai pengemulsi antara lain polysorbatum, kuning telur, putih
telur (albumin), gelatin, lesitin, pektin, kasein, tepung paprika (mustard) dan
pasta kanji. Diantara produk olahan pangan yang memanfaatkan pengemulsian
adalah mayonnaise, frenc dressing (salah satu salad dressing), krim keju, susu,
mentega, margarin, dan shortening.
B. Pengental
Pengental
yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau
mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan
tertentu. Pengental makanan lebih dikenal dengan sebutan Emulsifier. Pengental
makanan juga termasuk salah satu dari berbagai macam zat aditif. Zat aditif
adalah bahan yang ditambahkan atau dicampurkan terhadap makanan untuk
menciptakan citarasa atau mutu yang lebih baik.
Pengental
makanan juga merupakan bahan tambahan pangan yang aman menurut SK Menkes
no.722/Menkes/Per/IX/88. Untuk proses pengentalan bahan pangan cair dapat
digunakan hidrokoloid, gumi dan bahan polimer sintetis. Bahan Pengental ini
seperti karagenan, agar, pectin, gum arab, CMC.
C. Pemantap
Zat
pemantap adalah salah satu jenis zat aditif yang di tambahkan sehingga mengikat
ion logam sehingga memantapkan warna, aroma dan serat makanan. Zat
pemantap yang umumnya dibuat dari garam
antara lain seperti:
1. CaCl2
2. Ca-sitrat
3. CaS04
4. Ca-laktat
5. Ca-monofosfat
Jadi
pada intinya yang dimaksud dengan pengemulsi, pemantap, dan pengental adalah
bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan system
dispersi yang homogen pada makanan. Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan
pengental dalam pangan adalah untuk memantapkan emulsi dari lemak dan air,
sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak terpisah antara bagian lemak
dan air, serta mempunyai tekstur yang kompak.
Ø Fungsi
Pengemulsi, Pengental dan Pemantap
A. Fungsi-fungsi
pengemulsi pangan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan utama yaitu :
1. Untuk
mengurangi tegangan permukaan pada permukaan minyak dan air, yang mendorong
pembentukan emulsi dan pembentukan kesetimbangan fase antara minyak, air dan
pengemulsi pada permukaan yang memantapkan antara emulsi.
2. Untuk
sedikit mengubah sifat-sifat tekstur, awetan dan sifat-sifat reologi produk
pangan, dengan pembentukan senyawa kompleks dengan komponen-komponen pati dan
protein.
3. Untuk
memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak dengan
mengendalikan keadaan polimorf lemak.
Bahan
pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan susu sebagai emulsifier akan
menghasilkan tekstur, aroma, dan rasa yang lebih bagus dibandingkan dengan
bahan pangan yang sama yang tidak ditambahkan emulsifier susu. Emulsifier susu
bubuk dapat membuat tekstur zat terdispersi menjadi lunak, butiran zat
terdispersi menjadi halus, dan meningkatkan kemantapan emulsi.
Sistem
kerja emulsifier berhubungan erat dengan tegangan permukaan antara kedua fase
(tegangan interfasial). Selama emulsifikasi, emulsifier berfungsi menurunkan
tegangan interfasial sehingga mempermudah pembentukan permukaan interfasial
yang sangat luas. Bila tegangan
interfasial turun sampai di bawah 10 dyne per cm, maka emulsi dapat dibentuk.
Sedangkan bila tegangan interfasial mendekati nilai nol, maka emulsi akan
terbentuk dengan spontan.
B. Fungsi
Pengental
Bahan
tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang mengandung air dan
minyak, misalnya saus selada, margarine dan es krim. Berikut adalah macam-macam
bahan pengental makanan dan penjelasannya.
C. Fungsi
Pemantap
Pada
proses pengolahan, pemanasan, atau pembekuan dapat melunakkan sayuran sehingga
menjadi lunak yang sebelumnya ’tegar’. Hal ini karena komponen penyusun dinding
sayuran tersebut yang disebut pektin. Agar tetap menjadi ’tegar’, maka
ditambahkan zat pemnatap yang umumnya dibuat dari garam seperti CaCl2, Ca-sitrat, CaS04, Ca-laktat, dan
Ca-monofosfat , namun sayangnya rasanya pahit dan sulit larut.
Ø Berikut
ini adalah macam-macam emulsi yang umum digunakan dalam bahan pangan:
1. Mono
dan Diglycerides, dikenal juga dengan istilah discrete substances. Pertama kali dibuat oleh Berthelot padatahun
1853 melalui reaksi esterifikasi asam lemak dan glycerol. Mono dan diglycerides merupakan zat
pengemulsi yang umum digunakan.
Komponen-komponen ini dapat diperoleh dengan memanaskan triglyceride dan
glycerol dengan suatu katalis yang
bersifat basa. Reaksi ini akan
menghasilkan campuran yang terdiri dari ± 45 persen mono gliserida dan ± 45 persen
digliserida, serta ± 10 persen trigliserida bersama-sama dengan sejumlah kecil
gliserol dan asam-asam lemak bebas. Mono
dan digliserida yang terbentuk kemudian dipisahkan dengan cara destilasi
molekuler.
2. Stearoyl
Lactylates, merupakan hasil reaksi dari steric acid dan lactic acid,
selanjutnya diubah ke dalam bentuk garam kalsium dan sodium. Bahan pengemulsi
ini sering digunakan dalam produk-produk bakery.
3. Propylene
Glycol Ester, merupakan hasil reaksi dari propylene glycol dan asam-asam
lemak. Umumnya digunakan dalam pembuatan kue, roti dan whipped
topping.
4. Sorbitan
Esters. Asam sorbitan yang terbentuk
dari reaksi antara sorbitan dan asam
lemak. Sorbitan adalah produk dihidrasi
dari gula alkohol yang dapat diperoleh secara alami yaitu sorbitol. Sampai saat ini hanya sorbitan monostearat,
satu-satunya ester sorbitan yang diizinkan digunakan dalam pangan. Bahan
tersebut umumnya digunakan dalam pembuatan kue, whipped topping, cake icing,
coffee whiteners, serta pelapis
pelindung buah dan sayuran segar.
5. Polysorbates. Ester polioksietilen sorbitan umumnya disebut
polisorbat. Ester ini dibuat dari reaksi
antara ester-ester sorbitan dan ethylene
oxide. Tiga jenis polisorbat yang
diizinkan untuk digunakan dalam pangan adalah polisorbat 60, Polisorbat 65,
polisorbat 80.
6. Polyglycerol
Ester, dibuat dari reaksi antara asam-asam lemak dan glycerol yang sudah mengalami
polimerisasi. Tingkat polimerisasinya
antara 2-10 molekul. Ester-ester
poliglycerol digunakan dalam pangan yang diaerasi mengandung lemak, beverage,
icing, dan margarine.
7. Ester-ester
Sukrosa, adalah mono, di dan triester
sukrosa dan asam-asam lemak. Ester ini dihasilkan dari reaksi sukrosa dan lemak
sapi. Penggunaannya dalam pangan umumnya
pada pembuatan roti, produk tiruan olahan susu, dan whipped milk product.
8. Lecitin, adalah campuran fosfatida dan senyawa-senyawa
lemak yang terdiri dari fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil
inositoll, dan komponen-komponen lainnya.
Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Lecitin paling banyak diperoleh dari kedele
dan kuning telur. Biasanya digunakan
untuk emulsifier pada margarine, roti, kuedan lain-lain.
Ø Macam-macam
Pengental Makanan :
1. Telur
Telur
mengandung lipoprotein dan fosfolipid seperti lesitin yang dikenal sebagai
misel. Struktur misel pada lesitin tersebut adalah bagian yang membuat
Emulsifier bekerja dengan baik.
2. Gelatin
Gelatin
adalah salah satu pengental makanan yang merupakan jenis protein yang di
ekstrasi dari jaringan kolagen kulit, atau ligament hewan. Secara garis besar
Gelatin juga salah satu pemberdayaan pengolahan limbah, karena Gelatin
diperoleh dari tulang hewan yang tidak terpakai di rumah pemotongan hewan.
3. Kuning
dan Putih Telur
Putih
telur adalah protein yang bersifat sebagai Emulsifier dengan kekuatan biasa dan
kuning telur merupakan Emulsifier yang paling kuat. Paling sedikit sepertiga
kuning telur merupakan lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier kuat
adalah kandungan lesitin dalam bentuk kompleks sebagai lesitin protein.
4. Lesitin
(Fosfatidil Kolina)
Adalah
suatu fospolipid yang menjadi komponen utama fraksi fospatida pada ekstrak
kuning tel atau kacang kedelai yang diisolasi secara mekanik, maupun kimiawi
dengan menggunakan heksana. Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan
maupun tanaman. Lesitin paling banyak diperoleh dari kedelai.
5. Tepung
Kanji
Tepung
kanji, tapioka, tepung singkong, atau aci adalah tepung yang diperoleh dari
umbi akar ketela pohon. Tepung kanji merupakan salah satu emulsifier yang bagus
untuk makanan. Tepung ini memiliki sifat-sifat fisik yang hampir sama dengan
tepung sagu sehingga penggunaan keduanya dapat dipertukarkan.
6. Kedelai
Kedelai
sebagai bahan makanan memunyai nilai gizi cukup tinggi. Di antara jenis
kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan
serat yang paling baik. Di dalam biji kedelai terdapat minyak yang cukup
tinggi, di samping air. Keduanya dihubungkan oleh suatu zat yang disebut
lecithin. Bahan inilah yang kemudian diambil atau diekstrak menjadi bahan
pengemulsi yang bisa digunakan dalam produk-produk olahan.
7. Susu
Bubuk
Susu
bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk
mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu
disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Susu bubuk
selain sebagai pelengkap gizi, dapat pula berperan sebagai emulsifier dalam
proses emulsi suatu bahan pangan yang sangat bagus.
Ø Macam-macam
Pemantap
Beberapa jenis pemantap antara lainn yaitu CaCl2,
Ca-sitrat, CaS04, Ca-laktat, Ca-monofosfat. Pemantap ini biasa digunakan dalam
pembuatan pikel ketimun dengan melarutkan garam tersebut dalam larutan garam
sebelum fermentasi agar tekstur yang dipoeroleh tetap renyah dan keras. Ion
trivalen Al3+ ini akan berikatan dengan senyawa-senyawa pektin menghasilkan
jaringan yang keras.
Ø Tabel
dosis pemakaian pengemulsi, pemantap, dan pengental
NO
|
NAMA PENGEMULSI , PEMANTAP, DAN
PENGENTAL
|
PENGGUNAAN DALAM PANGAN
|
UKURAN MAKSIMUM YANG DI IJINKAN
|
1
|
Agar
|
Sardine dan sejenisnya
|
2 gram / kg
|
|
|
Es krim, es puter, dan sejenisnya
|
10 gram/kg
|
|
|
Keju
|
8 gram/kg
|
|
|
Yogurt
|
5 gram/kg
|
2
|
Dekstrin
|
Es krim
|
30 gram/kg
|
|
|
Keju
|
10 gram/kg
|
|
|
Kaldu
|
secukupnya
|
3
|
Gelatin
|
Keju
|
10 gram/kg
|
|
|
Yogurt
|
5 gram/kg
|
4
|
Gom
|
Es krim
|
10 gram/kg
|
|
|
Keju
|
8
gram/kg
|
|
|
Saus selada
|
7.5 gram/kg
|
|
|
Yogurt
|
5 gram/kg
|
5
|
Karagen
|
Sardine
|
20 gram/kg
|
|
|
Es krim
|
10 gram/kg
|
|
|
Yogurt
|
5 gram/kg
|
6
|
Lecitin
|
Minuman hasil olahan susu, roti, dan
margarine
|
Secukupnya
|
7
|
Karboksimetil selulosa (CMC)
|
Sardine
|
20 gram/kg
|
|
|
Es krim
|
10 gram/kg
|
|
|
Keju
|
5 gram/kg
|
8
|
Pektin
|
Es krim
|
30 gram/kg
|
|
|
Yogurt dan sayuran kaleng yang
mengandung mentega
|
10 r/kg
|
·
ANALISA KUANTITATIF
·
Kromatografi Lapis Tipis
1. Pengemulsi
pada contoh polysorbatum
pengemulsi bersama dengan
lemak di ekstraksi dengan pelarut kloroform dan metanol.pada penambahan
sejumlah air kloroform mengandung lemak dan pengemulsi dapat di pisahkan.
Lapisan kloroform di uapkan sampai
kering
Pengemulsi di ekstraksi dengan metanol
Ekstrak metanol di gunakan untuk
analisis KLT
Fase diam : silika gel GF 254
Fase gerak : etanol : kloroform : etil
asetat (50:25:25)
Penjenuhan : dengan kertas saring
Volume penotolan : 15 ul
Sinar uv : 254 nm
Penampak bercak : di tandai dengan
bercak berwarna biru
·
ANALISA KUALITATIF
Pada 2 ml laruran 5% b/v tambahkan 10 ml
larutan ammonium tiusianat kobalt nitrat P dan 5 ml kloroform P, kocok ,
biarkan : terjadi warna biru pada lapisan kloroform.
·
ANALISA KUALITATIF
Pemantap
pada contoh kalsium laktat (C2H10CaO6.5H20)
IDENTIFIKASI
:
Asamkan
larutan dengan asam sulfat P, hangatkan dengan kalium permanganat P terjadi bau
asetaldehida.
Larutkan
2.0 gram dalam 25 ml air panas, tambahkan 0,1 ml larutan fenolftalein P, jika
larutan tidak berwarna, memerlukan tidak lebih dari 1,0 ml natrium hidroksida
0,1 N untuk membuat larutan berwarna merah muda.
KUANTITATIF
Ditimbang berat 10 tablet, lalu dihitung berat rata rat pertablet, lalu
diserbukkan 2. Ditimbang seksama serbuk tablet setara dengan 250 mg kalsium
laktat anhidrat, dimasukkan kedalam erlenmyer 3. Ditambahkam 30 ml aquaddest,
kocok seksama selama 3 menit, kemudian disaring seksama secara kuantitatif
sebanyak 3 kali sebanyak 5 ml. Dititrasi dengan larutan baku EDTA 0,05
menggunakan indikator biru hidroksi naftolhingga mencapai titik akhir.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Pengemulsi
ini berfungsi sebagai pencegah terpisahnya antara dua cairan yang berbeda
(seperti minyak dan air atau cuka dengan bumbu salada).Daya kerjanya terutama
dipengaruhi oleh bentuk molekulnya yang mampu terikat oleh dua jenis cairan
serta dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispensi yang homogen
pada makanan.
Pengental
yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau
mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan
tertentu. Pengental makanan lebih dikenal dengan sebutan Emulsifier. Pengental
makanan juga termasuk salah satu dari berbagai macam zat aditif. Zat aditif
adalah bahan yang ditambahkan atau dicampurkan terhadap makanan untuk
menciptakan citarasa atau mutu yang lebih baik..
Zat
pemantap adalah salah satu jenis zat aditif yang di tambahkan sehingga mengikat
ion logam sehingga memantapkan warna, aroma dan serat makanan. Zat
pemantap yang umumnya dibuat dari garam
antara lain seperti:
1. CaCl2
2. Ca-sitrat
3. CaS04
4. Ca-laktat
5. Ca-monofosfat
4.2
SARAN
Kepada
para pengguna BTP, ketika menggunakan BTP hendaknya memperhatikan dosis yang
dianjurkan oleh undang-undang supaya tidak terjadi hal-hal yang bersifat fatal baik
itu bagi produsennya sendiri maupun bagi konsumen.Untuk para konsumen agar
lebih berhati-hati lagi dan lebih selektif dalam memilih makanan supaya
terhindar dari bahayanya BTP yang berlebihan.
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyadi, Wisnu. 2009. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta :
Bumi Aksara
Kuswara, Sutrisno. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Bogor
: Ebook pangan
Saparinto, Cahyo. 2006. Bahan Tambahan
Pangan.Yogyakarta : Kanisius
Komentar
Posting Komentar