Kerja Sesuai Passion?

 

Kerja Sesuai Passion?


(Milu Asri Riya, Januari 2021)

 

Gak terasa ya, sudah 2021 aja. Gimana 2020 kalian? I know what your feeling, guys. Hehehe udah ketebak sih. Kalau aku sendiri justru akhir tahun kemarin sampai awal tahun ini rutinitasku malah justru kayak membayar hutang leha-leha bulan-bulan lalu. Kerjaan sistemnya di rapel semua di akhir. Lebih berat? iya. Tapi sekarang ini aku gak lagi ingin membahasnya. Justru disini aku ingin membahas sebuah kata, yang mungkin sebenernya sudah kupertanyakan dari dalam diriku sejak lulus SMA.

Passion.

Mengutip dari artikel sehatq.com, “Passion adalah kecenderungan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang ia suka atau dianggap penting untuk dilakukan”. Banyak yang beranggapan jika kita bekerja sesuai passion kita, maka pekerjaan akan jauh terasa lebih asyik karena memang kita melakukannnya sesuai dengan yang kita suka. Bener gak sih? kalau kita menyukai suatu kegiatan, dan kegiatan itu juga menghasilkan uang untuk kita apalagi bermanfaat untuk orang lain juga, ada rasa puas tersendiri.

Oke. Jadi gini. Sebenernya disini aku ingin sharing ke kalian tentang obrolanku beberapa minggu lalu dengan seorang mahasiswi berusia sekitar 18 tahunan. Dia ini berasal dari Madura. Dan disini dia kuliah sambil bekerja. Dulu dia SMA jurusan IPA, dan sekarang dia kuliah ambil jurusan Farmasi. Nah dari sini aku mulai tertarik untuk mengetahui alasannya.

“Kuliah sambil kerja ya?”

“Iya mbak.”

“Kerja dimana?”

“Di Pabrik plastik mbak.”

“Oh.. Kenapa ambil Farmasi?”

“Disuruh orang tua.” (alasan yang sering kudengar dari beberapa mahasiswa disini)

“Lha kenapa kok orang tuanya nyuruh ambil farmasi?” (aku mulai kepo)

“Karena tetangga saya juga kuliah farmasi mbak, jadi orang tua kepengen gitu”.

“Kamu sendiri suka gak sama farmasi?”

“Hehehe bingung mbak kalau ditanya suka apa enggak”.

“Berarti ini kuliah pake biaya sendiri apa dibantu orang tua juga”.

“Separo-separo mbak. Kata orang tua kalau aku gak sambil kerja, ya gak bisa nguliahin”.

 

Jleb. Dari situ aku langsung mikir. Dia kuliah biaya sebagian dari hasil keringat sendiri. Tapi ngambil jurusan kuliahnya yang belum tentu dia suka atau passion dia. Lagi-lagi, alasannya keinginan orang tua. Aku langsung mikir, apakah dia sudah punya planing untuk ke depannya bakalan kerja dimana, prospek kerja jurusan yang dia ambil ini dimana saja. Apa dia kuliah hanya sekedar ingin “kuliah” saja, atau dia beranggapan, ya sudahlah nanti kalau sudah lulus dapet ijazah pasti nyari kerja bakalan mudah.

Sebagai orang yang dulunya juga di posisi hampir sama dengan dia, yang kuliah pun aku gak sebegitu faham dengan apasih itu Farmasi? dibenakku yang terlintas hanya, oh berkaitan sama obat-obatan dan teman-temannya. Disaat sudah memasuki pertengahan semester, aku sadar aku gak bisa gini-gini aja. Kuliah sekedar kuliah, nerima pelajaran, praktikum, bikin laporan nglembur sampek tengah malem. Aku harus tau, jurusanku ini worth it gak sih ke depannya? peluang kerjanya mudah gak? ada gak kebermanfaatannya untuk orang lain, tidak hanya untuk diriku saja?

Setelah lulus kuliah, kerja sudah berjalan 3 tahun di dunia laboratorium, aku jadi sadar, ohh ternyata ini lo passionku. Aku melakukannya dengan senang meski drama-drama itu pasti ada. Sebuah jurusan yang awalnya hanya saran dari keluarga bukan dari keinginanku sendiri. Tapi akhirnya setelah aku melewati kuliah 3 tahun dan kerja sudah berjalan 3 tahun ini, aku bisa mengerti passion diriku sendiri.

Nah. Sekarang kembali ke mahasiswi tadi. Sebenernya pilihan orang tua itu gak salah. Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Namun selanjutnya yang bakal menjalani real life di lapangan ya si anaknya sendiri. Bakal jadi apa dia kelak, semua tergantung pada usaha dan tekad dia sendiri. Jaman sekarang juga banyak sih kerja gak harus sesuai jurusan. Sebenernya yang terpenting adalah bagaimana kita bisa membuat diri kita sendiri bahagia dulu. Baru bisa memberi kebermanfaatan untuk orang-orang di sekitar kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merasa Asing di Rumah Sendiri

Pengemulsi, Pengental, dan Pemantap

Halo! Ada yang Mampir Lagi Nih!